Sabtu, 23 Januari 2010

Sedikit catatan tentang Omega dan Rolex (1)

Pertimbangan utama dalam memilih arloji antik adalah soal selera. Selera tak bisa diperdebatkan. Ada yang senang Omega antik, ada yang senang Rolex antik, ada yang senang Titus antik, dsb. Setiap merk punya "pengikut"nya sendiri. Selera adalah soal subyektif. Meski demikian, ada hal-hal obyektif (fakta-fakta) yang menarik untuk dibahas. (1) Omega mempunyai variasi model yang sangat banyak, sehingga mengoleksi Omega menantang kita untuk mengeksplorasi segala kemungkinan model dengan segala keunikannya; (2) harga Omega jauh lebih terjangkau. Di masa krisis ekonomi global seperti saat ini, peminat arloji mahal banyak yang bantings setir mencari arloji menengah. Maka, harga arloji menengah seperti Omega dan Seiko naik cepat karena demand bertambah. Sebaliknya, harga Rolex cenderung turun sejak 2008 terutama Rolex sport sedangkan Rolex non-sport mandek. (3) Karena faktor demand tsb maka harga jual kembali (re-sale) Omega lebih baik dan lebih cepat menjualnya daripada Rolex (kecuali kalau Rolex kita diobral); (4) tampaknya komunitas penggemar Omega lebih banyak daripada Rolex. Hampir semua model Omega antik banyak disukai di Asia, Eropa, di seluruh dunia, sedangkan Rolex model tertentu misalnya hanya digemari di Asia, model lain lagi di Eropa dsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar