Rabu, 30 Maret 2011

Dijual: Mido Multifort Powerwind Black Dial Gold (terjual)


Dijual Mido Multifort Powerwind black dial, ca. 1950, ukuran agak jumbo (36mm), bodi lapis emas dengan teknik rolled emas 14k ketebalan 80 micron di seluruh bodinya (bukan gold platted tapi gold capped). Jalan normal. Kondisi bagus, mulus. Semua asli (kecuali tali kulit generik). Silakan SMS ke 0817 195 666

Selasa, 29 Maret 2011

Yang luput dari perhatian: Longines Conquest !!!






Entah kenapa hanya sedikit orang yang menaruh perhatian pada Longines Conquest. Padahal nilai koleksi Longines ini tinggi sekali, karena termasuk salah satu masterpiece Longines pada tahun 1950an. Di market internasional harga Longines sepeti ini bisa mencapai di atas 1,000 dolar, padahal disini untuk mencapai tingkat harga separuhnya saja sulit karena apresiasi kolektor rendah. Berikut ini saya tampilkan Longines Conquest Calendar (lebih jarang daripada yang non-calendar), stainless steel, pie pan dial, komplit rantai, semua asli, belum poles karena baru ditemukan di sebuah toko jam (stock lama), perhatikan emblem emas di pantatnta masih utuh dan tutupnya pun belum poles. Saya tampilkan pula koleksi Longines Conquest saya lainnya yaitu yang gold top black dial, dan stainless steel yang tropical dial, serta Conquest non calendar komplit rantai.

Minggu, 27 Maret 2011

BLOG BARU KHUSUS OMEGA

BAGI REKAN-REKAN PENGGEMAR OMEGA, SAYA MEMBUAT BLOG BARU KHUSUS OMEGA, SILAKAN KUNJUNGI HTTP://WWW.BEST-OMEGA.BLOGSPOT.COM

Selasa, 15 Maret 2011

Dijual: Seiko putar model "C Shape" (terjual)




Seiko putar, model seperti Omega Constellation yang disebut "C Shape". Semua ori, termasuk rantai berasnya. Rantai berasnya bisa dipakai untuk merek lain bila perlu. Ukuran full men size, sekitar 36mm. Jalan akurat sekali. Harga Jika tertarik silakan SMS ke 0817 195 666

Sabtu, 12 Maret 2011

Tidak Mudah Mengumpulkan Mereka




Tidak mudah mengumpulkan tiga bersaudara ini: Constellation Calendar, Seamaster Calendar dan Geneve Calendar. Ketiganya sudah berpisah puluhan tahun, mengembara. Kemudian berkumpul kembali dalam satu rumah (koper, maksudnya).

Rabu, 09 Maret 2011

40 Tahun Majalah Tempo, Kenangan Bersama Tempo

Lupa, peristiwa ini terjadi pada tanggal berapa dan bulan apa. Mungkin sekitar September 2005. Sore itu saya janjian dengan teman, sesama penggemar arloji antik, di stasiun kereta Sudirman. Sambil menunggu kereta, kami duduk berdua membicarakan arloji. Waktu itu di teras stasiun ada kantin kecil, meja-meja terpasang di situ. Kami minum kopi dan mulai menggelar arloji di atas meja. Tanpa kami sadari, seseorang mengamati kegiatan kami. Kemudian dia mendekat. Orang itu langsung bertanya, "wah sedang apa nih"? Namanya Arif Zulkifli --biasa dipanggil Azul--, wartawan majalah Tempo (kini menjabat Redaktur Eksekutif). Kami menjelaskan bahwa hobi kami mengoleksi arloji antik. Dia bilang, wah menarik juga kalau bisa dijadikan bahan untuk majalah Tempo. Beberapa hari setelah pertemuan itu, seseorang dari Tempo menghubungi saya, namanya Nugroho Dewanto --biasa dipanggil Dede-- yang kini menjadi aktifis di Kronometrophilia, ketularan jadi penggemar arloji antik. Akhirnya kami berdua keliling-keliling ke Pecenongan dan Jatinegara, survey lokasi-lokasi perburuan arloji antik. Beberapa hari setelah itu saya dipanggil ke studio Tempo untuk sesi pemotretan. Rasanya kikuk sekali. Sebenarnya saya paling takut kamera (camera shy). Setelah itu foto dan wawancara saya tampil di rubrik Gaya Hidup. Saya pernah janji pada diri sendiri untuk mengkliping tulisan itu dan memasangnya di dalam bingkai kemudian digantung di ruang keluarga. Tapi janji tinggal janji. Kesibukan lain telah menggilas saya, bahkan saya sudah lupa dimana saya menaruh majalah yang memuat profil saya itu. Mungkin ada di lemari arsip. Mungkin suatu saat saya akan sempat menemukannya kembali. Jika tidak, mungkin anak-anak saya akan menemukannya. Setidaknya saya telah meninggalkan jejak langkah bahwa saya pernah mencintai dunia arloji. Selamat ulang tahun ke 40 untuk majalah Tempo.

Minggu, 06 Maret 2011

Omega Military Dial


Military dial seperti ini adalah model khas arloji pada 1940an sampai 1950an. Mungkin pengaruh arloji militer beneran yang pada masa itu memang lazim dipakai oleh prajurit selama Perang Dunia. Dari arloji militer resmi kemudian lahir arloji berpenampilan militer (military look), artinya modelnya mirip atau sama dengan arloji militer tetapi tentu tidak dipakai di dalam perang sungguhan (bukan arloji resmi prajurit yang diberi nomor pasukan/ordinance number). Yang saya tampilkan kali ini adalah Omega pada akhir 1940, mesin cal 351 (bumper alias degdog), aslinya angka 1 sampai 12 serta jarum berwarna putih, tetapi karena usia maka semua warna menjadi hitam. Waktu pertama saya temukan arloji ini, semuanya sudah hitam (termasuk jarum) sehingga arloji ini tidak bisa dibaca sama sekali, tidak kelihatan karena semuanya hitam! Akhirnya dengan hati-hati jarumnya saya radium ulang sehingga kedua jarum sudah bisa dibaca. Jarum detik dari awalnya memang berwarna merah dengan ujung model anak panah!! Sayang dalam foto ini tidak begitu terlihat kontras antara dial dan ketiga jarumnya. Sungguh contoh terbaik dari Omega pada masa itu...

Sabtu, 05 Maret 2011

Butuh Pemeliharaan

Banyak kolektor fokus kepada memburu dan membeli koleksi baru, tetapi sering lupa bahwa koleksi lama membutuhkan perhatian dan pemeliharaan. Mesin arloji antik bersifat mekanik, baik yang otomatis maupun yang putar. Musuh utama mesin mekanik adalah friksi atau gesekan. Seperti halnya mesin mobil, mesin arloji antik pun perlu dservis dan diberi minyak (lubrikasi) secara berkala. Mesin yang "kering" dan "berat" menyebabkan performa arloji tidak baik, biasanya sering mati (power reserve pendek), terlambat (tidak akurat), dan lama-lama mati total, rusak karena komponen menjadi aus, gompal dsb. Pikirkanlah berapa jumlah arloji anda saat ini dan bagaimana merawat serta menservisnya. Apakah anda mempunyai catatan arloji mana yang sudah diservis dan kapan. Tidak peduli apa merk arloji anda, semua membutuhkan perawatan. Arloji dengan fungsi yang lebih kompleks, misalnya tanggal, tanggal hari, chronograph, triple date, moonphase, tentu lebih rumit pemeliharaannya dibandingkan dengan arloji dengan fungsi penunjuk waktu saja.