Minggu, 31 Oktober 2010

Fanatik pada merk, perlukah?


Saya teringat seorang teman, dia mengoleksi arloji tidak atas dasar merk tetapi apa yang menurut dia indah atau unik. Merknya bisa apa saja, bahkan ada merk yang belum pernah saya tahu/dengar. Jumlahnya bisa ratusan, tidak ada kategori atau tema. Pokoknya apa yang menurutnya menarik dia kumpulkan. Ada juga teman yang mengoleksi merk atau tipe tertentu karena dulu ayahnya atau kakeknya memakai arloji seperti itu. Ada semacam ikatan batin dengan merk atau tipe itu. Bagaimana dgn anda? Mungkin ada yang fanatik merk tertentu karena terlanjur cinta pada pandangan pertama. Yang saya tahu, banyak yang suka pada pandangan pertama dengan Omega, setelah itu dia terus lebih fokus ke merk Omega. Ada juga yang suka pada Seiko karena berdasarkan pengamatannya ternyata kualitas dan keindahan Seiko tidak kalah dengan arloji swiss denga harga jauh di bawah arloji swiss.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Omega cal 420 manual winding




Omega cal 420 punya banyak variasi model. Yang satu ini istimewa pada kakinya (lugs), unik, panjang seksi, ada lipatan yang menimbulkan kesan "montok", mengingatkan saya pada pantatnya Lia Trio Macan dalam film "Hantu Puncak Datang Bulan" (sudah nonton? rugi kalo belum. lumayan, otak kita bisa istirahat karena selama nonton tdk perlu dipake). Menyembul, apalagi dalam posisi agak nungging (adegan pertama di pinggir kolam renang). Omega ini mulus banget, dial warna putih susu, jarum dan indeks warna rosegold, jalan akurat, mesin bersih. Tahun 1951. Sayangnya ukuran agak kecil, sekitar 33. Lebih besar dikit dari boysize. Tapi kata rekan saya, seorang kolektor Omega berinisial K yang tinggal di Bandung, yang kecil-kecil gini justru menarik. Kalau saya bilang, biar kecil tapi "lunyu". Awalnya memang susah tapi kalau "lunyu" jadi lebih "ngeplos"....

Jumat, 22 Oktober 2010

Omega Geneve cal 1010


Orang bilang Omega dengan mesin caliber empat digit kurang kolektibel dibandingkan dengan mesin tiga digit. Barangkali pandangan seperti ini akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Mesin empat digit jika diproduksi tahun 1970an maka usianya sudah setidaknya 40 tahun. Bertambah lama tentu akan bertambah tua dan antik, maka mungkin suatu saat menjadi benda kolektibel juga. Bagaimanapun kriteria kolektibel tidaknya sesuatu tampaknya dipengaruhi pula oleh "semangat zaman". Celana cutbray pada masanya dianggap biasa, tetapi sekarang dianggap jadul banget. Omega Geneve ini saya yakin akan menjadi kolektibel apalagi jika berpenampilan beda dari yang lain, kondisi mesin dan casing amat mulus, jalan normal, semua orisinil, angka arabic, jarum lancip. Bagus sekali. Jika dipakai tidak takut terlambat karena arloji ini berjalan dengan akurat. Memindahkan kalendar dengan cara tarik sekali lalu putar, praktis, tidak perlu manual putar jarum 24 jam. Cocok dipakai indoor maupun outdoor. Selain itu, harganya di bawah Omega caliber tiga digit. Lebih terjangkau, tetapi tak kalah antiknya.

Rabu, 20 Oktober 2010

Sudah terjual


Saya ada kelebihan stock Seiko bullhead black dial, kondisi bagus, mau jual 2.5 jt belum ada peminat. Dengar-dengar ada yang berani beli sampai 6.5 jt!!! Wah...kapan ya ada pembeli "kelilipan" mampir ke blog saya? sms 0817 195 666

Senin, 18 Oktober 2010

Pengalaman yg tak terlupakan (1)

Wah sudah lama tdk mengupdate blog. Kali ini saya tdk memuat gambar, hanya berbagi pengalaman saja. Kejadian ini tahun 2002 (kalau tak salah ingat). Saya berjalan di seputar pasar K. Disana saya melihat seorang pedagang menggelar beberapa arloji di emper sebuah toko. Ada yg batere (quartz) ada yg antik. Saya memegang sebuah Rado putar (manual winding). Si pedagang, seorang kakek, berkata bahwa mesin arloji itu sama dengan Rolex. Sebetulnya itu arloji kesayangan saya, katanya. Kalau tidak karena sedang terlilit hutang, tidak akan saya jual, katanya lagi. Makin tertariklah saya. Harganya 200 ribu. Setelah saya bayar, langsung saya pergi dengan rasa gembira. Seperti menemukan harta karun. Setengah jam kemudian saya kembali melewati emper tadi karena untuk arah pulang harus memutar dan melewati jalan yang sama. Dia sudah tidak ada. Saya tanya pedagang di sebelahnya, mereka bilang begitu selesai transaksi dgn saya si kakek itu langsung beres-beres dan pulang padahal mash pagi. Itulah awal saya berkenalan dengan arloji antik. Beberapa waktu kemudian baru saya ketahui bahwa harga market utk Rado seperti itu antara 30-40 ribu rupiah. Di jalan ABC Bandung sekitar 50 ribu sudah dapat Rado President (putar) yg lebih antik dan mulus. Pendatang baru seperti saya waktu itu sangat lazim "digorok" oleh seniornya, baik oleh pedagang atau kolektor, pokoknya oleh orang yg ilmunya lebih tinggi. Sebagai manusia biasa, saya pun sering tergoda untuk melakukan hal yang sama. Setiap kali saya berhasil mengatasi godaan itu, walau kadang sekali dua kali saya mengerjai orang juga (bukan dalam arti materi, biasanya karena saya kesal dengan perilaku orang itu). Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambah usia, semakin sering saya mempertanyakan bagaimana ya perasaan orang-orang seperti si kakek itu? Mungkinkan dia senang dan bahagia karena berhasil memperdaya orang lain dan mengambil keuntungan material darinya? Bagaimana ya perasaan Gayus Tambunan? Perasaan si pelaku pembalakan ilegal? Perasaan orang yang membacok sampai mati di jalan ampera? Perasaan polisi, sipir atau tentara ketika menganiaya (menyiksa) orang betapapun bersalahnya orang itu? (NOTE: Indonesia belum meratifikasi Convention on Anti Torture). Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambah usia, saya sering berpikir apa tidak sebaiknya di sisa hidup saya ini saya lebih banyak membuat orang lain senang, bahagia dan tertawa-tawa.

Senin, 04 Oktober 2010

Rolex 1675 Rail Dial




Apa itu "rail dial"? Dial seperti ini berbeda dengan dial yang umumnya kita jumpai di Rolex 1675. Bedanya, bulatan index pada rail dial lebih kecil dan lebih mengumpul ke dalam, sehingga jarak antara tepi/pinggir dial ke bulatan index lebih jauh. Rail dial lebih jarang daripada dial biasa, dan penampilannya pun lebih manis. Oleh karena itu rail dial dinilai lebih collectible. Gambar yang saya tampilkan adalah Rolex 1675 rail dial buatan tahun 1972. Uniknya, bezel yang digunakan adalah hitam-hitam, bukan merah-biru. Sejak dari awalnya (dari belinya) memang bezelnya seperti ini, jadi bukan merah-biru yang kemudian diganti dengan hitam-hitam. Rantai yang dipasang adalah oyster tipis, di clapsnya terdapat tahun pembuatan 1972, berarti memang secara keseluruhan Rolex ini benar-benar orisinil sesuai pembawaan dari belinya.