Jumat, 27 September 2013

For Sale: Seiko Bullhead Speedtimer SOLD

Seiko bullhead (aka Mickey Mouse), 5 Speedtimer, brown, all original, SMS 08 56789 89 22

Minggu, 22 September 2013

Terima kasih

Artikel saya tentang Omega art deco lugs banyak mendapat sambutan hanya dalam waktu satu atau dua hari saja. Semua usulan bagus-bagus, ada yang bilang itu Omega fancy lugs, Omega kaki meja, Omega kaki katak, Omega kaki keseleo, dsb dsb. Bagi saya respon-respon tersebut membahagiakan, setidaknya masih ada yang cukup tulus untuk mengomentari apa yang saya tulis. Untuk itu saya ucapkan terima kasih. Hal yang menurut saya penting di dalam hobi arloji ini adalah human relations yang sewajar mungkin. Ada baiknya saya sampaikan bahwa hobi seperti ini mengandung jebakan (trap) bagi diri kita sendiri untuk membuai kita menuju ke sikap "siapa aku". Selalu ada kecenderungan untuk merasa senior, merasa paling tahu (atau setidaknya lebih tahu), merasa koleksinya bagus-bagus dsb dsb. Padahal menurut saya seseorang menjadi senior karena kebetulan saja dia memulai lebih dahulu. Seseorang merasa lebih tahu karena dia tidak ingin menyadari bahwa dunia horologi itu demikian luas, dan selalu terdapat kemungkinan ada orang lain yang lebih tahu dari kita. Seseorang merasa koleksinya paling bagus karena mungkin saja karena dia banyak uang dan dengan kekuatan uangnya itulah dia bisa beli koleksi yang bagus bagus. Coba kalau dia anak tukang becak (maaf, dengan segala hormat pada profesi penarik becak), bisa ga dia beli arloji dengan huruf depan "R"? Jadi, apa yang kita banggakan dari pencapaian kita (achievement) kalau malah human relations jelek? Nah, kembali ke soal respon-respon yang saya terima, harapan saya masih besar bahwa nama-nama yang baru muncul (pendatang baru?) akan  menunjukkan kerendah-hatian dan ketulusan, seperti yang tercermin dalam respon-respon yang saya terima. Pada saat sekarang ini, twenty nine my age, saya merasa masih perlu apresiasi dari teman-teman walau saya masih labil ekonomi, bukan saya mempertakutkan ya, cari arloji baik sama sulitnya seperti cari orang baik, untuk itu kita perlu harmonisasi supaya tidak kudeta (Vickisasi Horology)

For Sale: Seiko Automatic SARB031 SOLD

Salah satu Seiko yang patut dikoleksi. SARB031 mesin automatic, dial berwarna putih susu, hands berwarna silver, casing stainless steel, size 38mm, tali kulit asli Seiko bawaan dia, box dan kartu asli semua bawaan dia. Kondisi mulus, jarang pakai. Sebelum memutuskan membeli arloji ini silakan search info dulu mengenai Seiko SARB031 ini. Harga SOLD sdh termasuk ongkos kirim ke seluruh Indonesia. Silakan SMS 08 56789 89 22

Jumat, 20 September 2013

Ada berapa banyak model Omega?

Sepanjang perjalanan saya mempelajari arloji antik, saya akui bahwa Omega adalah salah satu merk yang paling banyak mengeluarkan variasi. Rekan-rekan lain di forum-forum Omega internasional juga mengakui demikian. Positifnya, kita merasa tertantang untuk menemukan model atau variasi yang jarang atau bahkan belum pernah ditemukan (saking langkanya). Tidak jarang pihak Omega sendiri tidak menyimpan dokumentasinya, atau mungkin hilang (misalnya karena keadaan perang di Eropa yang menyebabkan catatan-catatan hilang) atau sengaja tidak mau membuka informasi kepada pemburu Omega. Semua serba mungkin. Bisa saja satu model atau varian hanya dikeluarkan untuk satu negara saja, satu institusi saja, atau bahkan satu importir (agen/distributor) saja.Negatifnya, pemburu kolektor merasa capek dan kewalahan, seolah variasi Omega tidak ada habisnya. Atau, kita bertanya-tanya: apa ada Omega model seperti ini? Jangan-jangan rekayasa? Pertanyaan seperti itu wajar. Seorang pemburu Omega dalam forum internasional pernah menulis bahwa sepertinya Omega ini "mengalami krisis jatidiri karena kebanyakan model". Hal ini berbeda dengan Rolex yang lebih tegas dan cenderung "itu-itu saja". Yang lain berpendapat, "justru disitulah kelebihan Omega". Kita bisa saja ikut-ikutan dalam perdebatan yang tak ada habisnya ini. Buat saya, tidak ada gunanya membanding-bandingkan merk satu dengan lain. Selain soal selera, sebenarnya tiap merk ada daya pikatnya sendiri. Waktu saya memiliki Rolex, saya pikir sudah cukuplah, saya tidak akan melirik merk-merk lain. Ternyata tidak juga tuh. Saya tetap tertarik pada merk-merk yang dianggap sebagai "low-end" seperti Titoni, Titus, Mido dsb. Rolex dengan segala kelebihannya tidak dapat membunuh daya tarik  arloji lain di mata saya. Saya tidak tertarik pada fanatisme merk. Saya kenal beberapa orang kolektor arloji yang secara finansial sangat mampu tetapi kok mereka malah mencari arloji yang "aneh-aneh" dan tidak mahal. Pernah saya tanya, jawabnya "ah bosan sama Rolex dan sejenisnya" ada juga yang menjawab "ah, ga enak karena Rolex banyak yang nyamain.

Kita kembali ke model Omega, kali ini saya tampilkan salah satu variasi Omega, yaitu Omega De Ville dress watch gold platted dengan model kaki (lugs) art deco ! Art deco banget! Saya tidak tahu apakah istilah "art deco" ini tepat? Mungkin ada rekan yang mengusulkan sebutan lain?
Setelah ada sebutan-sebutan untuk berbagai variasi lugs seperti kaki macan, kaki anjing, kaki kura, kaki kebo, enaknya yang ini disebut kaki apa? SMS usulan anda ke 08 56789 89 22  

Rabu, 18 September 2013

Omega Constellation "Aneh" (Sold)

Saya baru menjumpai Omega Constellation semacam ini. Sebenarnya sih biasa saja, Omega Constellation mesin cal 1001, bentuk kotak, gold top. Komplit rantai. Kondisi masih mulus, gold utuh, dial ada tanda-tanda aging tetapi minor dan masih wajar. Yang aneh adalah: pada kedua sisinya (kanan-kiri) terdapat sodetan seperti "bevel" yang tidak dilapisi gold sehingga kelihatan stainless steelnya. Mungkin di foto ini tidak begitu tampak (foto paling bawah). Semula saya mengira goldnya sudah terkelupas karena pemakaian (tergesek-gesek) tetapi setelah saya perhatikan baik-baik saya kok yakin bahwa dari awal memang dibuat dengan model seperti itu. Buktinya: secara keseluruhan lapisan gold pada casing masih sangat baik. Tidak mungkin pengelupasan hanya terbatas di bagian sisi itu saja tanpa ada jejak sedikitpun di bagian lain. Kedua, pengelupasan itu terlihat sangat rapi (berarti bukan terkelupas, melainkan sengaja dibiarkan tidak dilapisi alias tidak ada goldnya). Ketiga, kedua sisi itu masih sangat tajam sekali "pingulnya" (bevelnya), jadi belum pernah dipoles-poles.Tidak mungkin gold terkelupas tanpa merusak ketajaman bevelnya. Justru garis steel di kedua sisi kanan kiri casing inilah yang menjadikan penampilan Omega menjadi beda dan lebih manis. Satu lagi misteri dari Omega. Unik.  Ditawarkan dengan harga SOLD Silakan SMS ke 08 56789 89 22

Minggu, 15 September 2013

Metode "Tino Sidin"

Generasi saya mungkin masih ingat pelajaran menggambar di TVRI oleh Pak Tino Sidin. Ada satu bagian di dalam acara itu dimana Pak Tino Sidin menampilkan gambar-gambar kiriman dari pemirsa (anak-anak). Apapun hasil gambar itu, Pak Tino Sidin selalu bilang "bagus!". Nah, menurut saya, sebagai pengamat atau pegiat dunia arloji, jika kita diminta komentar atas arloji kepunyaan orang lain, marilah kita bilang "bagus!". Mau asli atau palsu, mau bagus beneran atau boongan, bilang aja "bagus!". Supaya orang-orang juga senang dan hubungan antar teman tetap terpelihara. Bilang aja "bagus!".

Rabu, 04 September 2013

Obituari: Mang Mpe

Sabtu lalu kita mendengar rekan kita Bayu meninggalkan kita untuk selma-lamanya. Kali ini saya akan menulis tentang Mang Mpe yang lebih dahulu pergi sebelum Bayu (kira-kira dua minggu lalu). Bagi "pemain lama" di dunia arloji antik, nama Mang Mpe tentu bukan nama asing. Dia adalah salah satu tukang servis jam yang dapat diandalkan untuk memperbaiki jam-jam lawas yang sudah dinyatakan sulit diperbaiki. Pada waktu itu, sekitar 10 tahunan yang lalu, Mang Mpe dan anaknya (Agus) menempati sebuah kios kecil di lorong Pasar Senen lama (Pasar Senen sebelum direnovasi). Saya masih ingat bagaimana suasananya: panas, pengap, berdesakan, dan kalau mau ke tempat dia harus melewati "pasar ayam" tempat orang jual beli sekaigus memotong dan mencabuti ayam disitu. Di kios Mang Mpe ini pula kami sering bertemu (saya dan teman-teman penggemar arloji) baik janjian atau pertemuan tak sengaja. Di tempat itu pula kadang saya berkenalan dengan orang-orang baru atau orang lama tapi belum pernah bertemu. Pada waktu itu belum zaman blog--blogan seperti sekarang ini. Ketika Pasar Senen hendak direnovasi, kios Mang Mpe tergusur. Sejak itu saya tidak pernah bertemu lagi. Selama tahun-tahun berikutnya saya dengar Mang Mpe masih menerima servisan di rumahnya. Beberapa waktu kemudian saya dengar Mang Mpe sakit, kalau tidak salah terkena stroke. Ceritanya, beberapa waktu lalu saya mendapat arloji IWC Mark X (IWC yang dipakai untuk prajurit selama PD II). IWC itu dalam kondisi ngaco jalannya. Kemungkinan ada masalah dengan per dan balance nya. Saya bawa ke mana-mana, tidak satu tukang service pun yang sanggup. Semua tukang service yang saya temui menyarankan agar jam itu dibawa saja ke Mang Mpe. Tapi bagaimana wong orangnya sedang sakit? Karena saya ingin sekali IWC itu diperbaiki akhirnya saya "mengutus" seorang teman yang kenal dekat dengan Mang Mpe untuk membujuk Mang Mpe agar mau memperbaiki IWC itu. Entah bagaimana, dalam kondisi sakit Mang Mpe bersedia mengerjakannya dan akhirnya IWC itu bisa berjalan normal lagi (akurat lagi). Dua minggu lalu saya dengar Mang Mpe meninggal dunia. Saya tidak tahu apakah setelah IWC saya ini Mang Mpe masih memperbaiki jam-jam lagi atau tidak. Tetapi, boleh dibilang bahwa IWC saya ini merupakan karya akhir (atau paling tidak "salah satu karya akhir") Mang Mpe. Setelah IWC normal kembali, saya tunjukkan kepada tempat servis lain, mereka berdecak kagum dan mengakui "tangan sakti" Mang Mpe. Selamat jalan Mang Mpe. Semoga engkau mendapat tempat yang baik di sisi Tuhan. Jasamu akan banyak dikenang.Akankah lahir orang-orang dengan keahlian seperti dirimu?