Sabtu lalu kita mendengar rekan kita Bayu meninggalkan kita untuk selma-lamanya. Kali ini saya akan menulis tentang Mang Mpe yang lebih dahulu pergi sebelum Bayu (kira-kira dua minggu lalu). Bagi "pemain lama" di dunia arloji antik, nama Mang Mpe tentu bukan nama asing. Dia adalah salah satu tukang servis jam yang dapat diandalkan untuk memperbaiki jam-jam lawas yang sudah dinyatakan sulit diperbaiki. Pada waktu itu, sekitar 10 tahunan yang lalu, Mang Mpe dan anaknya (Agus) menempati sebuah kios kecil di lorong Pasar Senen lama (Pasar Senen sebelum direnovasi). Saya masih ingat bagaimana suasananya: panas, pengap, berdesakan, dan kalau mau ke tempat dia harus melewati "pasar ayam" tempat orang jual beli sekaigus memotong dan mencabuti ayam disitu. Di kios Mang Mpe ini pula kami sering bertemu (saya dan teman-teman penggemar arloji) baik janjian atau pertemuan tak sengaja. Di tempat itu pula kadang saya berkenalan dengan orang-orang baru atau orang lama tapi belum pernah bertemu. Pada waktu itu belum zaman blog--blogan seperti sekarang ini. Ketika Pasar Senen hendak direnovasi, kios Mang Mpe tergusur. Sejak itu saya tidak pernah bertemu lagi. Selama tahun-tahun berikutnya saya dengar Mang Mpe masih menerima servisan di rumahnya. Beberapa waktu kemudian saya dengar Mang Mpe sakit, kalau tidak salah terkena stroke. Ceritanya, beberapa waktu lalu saya mendapat arloji IWC Mark X (IWC yang dipakai untuk prajurit selama PD II). IWC itu dalam kondisi ngaco jalannya. Kemungkinan ada masalah dengan per dan balance nya. Saya bawa ke mana-mana, tidak satu tukang service pun yang sanggup. Semua tukang service yang saya temui menyarankan agar jam itu dibawa saja ke Mang Mpe. Tapi bagaimana wong orangnya sedang sakit? Karena saya ingin sekali IWC itu diperbaiki akhirnya saya "mengutus" seorang teman yang kenal dekat dengan Mang Mpe untuk membujuk Mang Mpe agar mau memperbaiki IWC itu. Entah bagaimana, dalam kondisi sakit Mang Mpe bersedia mengerjakannya dan akhirnya IWC itu bisa berjalan normal lagi (akurat lagi). Dua minggu lalu saya dengar Mang Mpe meninggal dunia. Saya tidak tahu apakah setelah IWC saya ini Mang Mpe masih memperbaiki jam-jam lagi atau tidak. Tetapi, boleh dibilang bahwa IWC saya ini merupakan karya akhir (atau paling tidak "salah satu karya akhir") Mang Mpe. Setelah IWC normal kembali, saya tunjukkan kepada tempat servis lain, mereka berdecak kagum dan mengakui "tangan sakti" Mang Mpe. Selamat jalan Mang Mpe. Semoga engkau mendapat tempat yang baik di sisi Tuhan. Jasamu akan banyak dikenang.Akankah lahir orang-orang dengan keahlian seperti dirimu?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar