Senin, 18 Oktober 2010

Pengalaman yg tak terlupakan (1)

Wah sudah lama tdk mengupdate blog. Kali ini saya tdk memuat gambar, hanya berbagi pengalaman saja. Kejadian ini tahun 2002 (kalau tak salah ingat). Saya berjalan di seputar pasar K. Disana saya melihat seorang pedagang menggelar beberapa arloji di emper sebuah toko. Ada yg batere (quartz) ada yg antik. Saya memegang sebuah Rado putar (manual winding). Si pedagang, seorang kakek, berkata bahwa mesin arloji itu sama dengan Rolex. Sebetulnya itu arloji kesayangan saya, katanya. Kalau tidak karena sedang terlilit hutang, tidak akan saya jual, katanya lagi. Makin tertariklah saya. Harganya 200 ribu. Setelah saya bayar, langsung saya pergi dengan rasa gembira. Seperti menemukan harta karun. Setengah jam kemudian saya kembali melewati emper tadi karena untuk arah pulang harus memutar dan melewati jalan yang sama. Dia sudah tidak ada. Saya tanya pedagang di sebelahnya, mereka bilang begitu selesai transaksi dgn saya si kakek itu langsung beres-beres dan pulang padahal mash pagi. Itulah awal saya berkenalan dengan arloji antik. Beberapa waktu kemudian baru saya ketahui bahwa harga market utk Rado seperti itu antara 30-40 ribu rupiah. Di jalan ABC Bandung sekitar 50 ribu sudah dapat Rado President (putar) yg lebih antik dan mulus. Pendatang baru seperti saya waktu itu sangat lazim "digorok" oleh seniornya, baik oleh pedagang atau kolektor, pokoknya oleh orang yg ilmunya lebih tinggi. Sebagai manusia biasa, saya pun sering tergoda untuk melakukan hal yang sama. Setiap kali saya berhasil mengatasi godaan itu, walau kadang sekali dua kali saya mengerjai orang juga (bukan dalam arti materi, biasanya karena saya kesal dengan perilaku orang itu). Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambah usia, semakin sering saya mempertanyakan bagaimana ya perasaan orang-orang seperti si kakek itu? Mungkinkan dia senang dan bahagia karena berhasil memperdaya orang lain dan mengambil keuntungan material darinya? Bagaimana ya perasaan Gayus Tambunan? Perasaan si pelaku pembalakan ilegal? Perasaan orang yang membacok sampai mati di jalan ampera? Perasaan polisi, sipir atau tentara ketika menganiaya (menyiksa) orang betapapun bersalahnya orang itu? (NOTE: Indonesia belum meratifikasi Convention on Anti Torture). Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambah usia, saya sering berpikir apa tidak sebaiknya di sisa hidup saya ini saya lebih banyak membuat orang lain senang, bahagia dan tertawa-tawa.

1 komentar:

  1. Pak Marga,

    Teguhkan hati utk selalu berlaku lurus krn hukum karma akan berlaku :-)
    Sering-seringlah berbagi renungan hati seperti ini supaya nurani para penggemar arloji bisa lebih bening.

    Kucimo

    BalasHapus