Kamis, 27 Agustus 2009

Arloji militer (1)

Ada banyak kolektor yang fokus pada arloji militer. Koleksinya benar-benar spesifik, karena memang khusus arloji militer saja. Arloji militer ada beberapa variasi. Ada yang berdasarkan tahun pembuatannya, ada yang berdasarkan negara yang mengeluarkannya, ada yang berdasarkan perang (misalnya arloji militer yang digunakan dalam perang Korea, perang Vietnam, perang dunia II, perang teluk dsb), ada yang berdasarkan fungsi (arloji militer untuk pilot, untuk marinir dsb). Memang arloji militer punya daya tarik khusus, mereka tangguh dan mudah dibaca (readable). Meskipun demikian, ada pula yang berpendapat bahwa arloji militer penampilannya membosankan karena cenderung sama. Dalam kesempatan ini saya akan membicarakan arloji militer yang disebut the dirty dozen. Sebenarnya the dirty dozen itu judul sebuah film perang yang dibintangi oleh Charles Bronson, Telly Savalas dll tentang 12 orang prajurit pilihan untuk misi khusus. Kembali ke arloji, kementrian pertahanan Inggris pada awal tahun 1940 memutuskan untuk memesan arloji untuk pasukan Inggris (British Army). Setelah melalui tahap seleksi akhirnya ada 12 merk yang lolos yaitu: Buren (11,000 buah), Cyma (20,000), Eterna (5,000), Grana (1,500), IWC (6,000), JLC (10,000), Lemania (8,000), Longines (5,000), Omega (25,000), Record (25,000), Timor (13,000) dan Vertex (15,000). Arloji itu tentu saja harus memenuhi kriteria tertentu yang ketat karena akan dipakai di medan tempur. Salah satu syaratnya adalah anti air, karena itu ciri khas arloji dirty dozen adalah ada tulisan WWW (Watch Wristlet Waterproff), ada simbol anak panah (sebenarnya itu lambang property kerajaan Inggris atau royal crown yang digunakan sejak tahun 1640), dan ada angka-angka pasukan (ordinance number). Untuk ukuran zaman itu memang termasuk anti air tetapi kalau diukur dengan teknologi sekarang termasuknya sudah ketinggalan. Ternyata setelah pesanan itu selesai, tak lama kemudian Perang Dunia II berakhir. Jadi British Army masih banyak menyimpan stok yang tidak terpakai. Sebagian dihancurkan karena arloji itu mengandung radioaktif radium 226 yang dianggap berbahaya jika disimpan dalam jumlah besar. Sebagian lagi dijual ke Belanda untuk digunakan oleh pasukan KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger atau Royal Dutch Army of The East Indies). Meski perang dunia telah selesai KNIL masih terus aktif berperang di Indonesia sampai tahun 1950. Merk-merk yang dibeli oleh KNIL adalah JLC, IWC, Longines dan Omega. Tidak ada data berapa buah yang dibeli oleh KNIL. Tidak ada dokumen di Nederlands Purchase Committe (yang saat itu berkantor di New York karena situasi perang di Eropa). Ciri arloji dirty dozen yang dipakai KNIL adalah penambahan grafiran KNIL di tutup belakang dan empat digit angka (belum dikatahui arti angka itu). Tulisan KNIL digrafir dengan cara yang berbeda-beda (tidak standar), setidaknya ada tiga variasi cara penulisan KNIL. Sebenarnya setelah dibeli oleh British Army, penanganan selanjutnya arloji dirty dozen ada di tangan REME (Royal Electrical and Mechanical Engineers) dalam hal perawatan dan perbaikan termasuk penambahan grafir di tutup belakang. Karena itu pada arloji dirty dozen kualitas grafirnya cukup bagus, beda dengan tulisan KNIL yang lebih kasar dan seadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar