Jumat, 25 Desember 2009

Yang Maju dan Yang Mundur

Ada teman yang dulu tergolong susah membeli jam yang harganya beberapa juta rupiah, kini mampu membeli sampai yang berharga puluhan juta rupiah. Ada juga pendatang-pendatang baru yang cukup progresif, bisa-bisa hampir setiap minggu mereka berbelanja. Terhadap para pemula ini saya kadang merasa khawatir karena semangat yang terlalu menggebu tanpa disertai dengan pengetahuan yang memadai seringkali berujung pada kesalahan dan penyesalan, misalnya membeli jam palsu, rusak berat, kanibal, atau harga yang gila-gilaan ketinggian. Banyak juga pendatang baru yang kemudian mundur (berhenti) karena melakukan kesalahan yang terus menerus sehingga jera. Selain itu, ternyata ada juga pendatang baru yang jera justru karena merasa diperlakukan secara tidak fair (dikerjain). Mereka yang banyak akal untuk mengerjai bukan hanya dari pihak pedagang saja tetapi juga pihak pemakai (kolektor). Tampaknya hal tersebut lebih banyak berkaitan dengan perangai individu, bukan karena dia pedagang atau kolektor. Dari sisi pedagang pun tampaknya makin hari makin banyak pula yang maju. Jumlah mereka yang mencoba peruntungan dengan terjun menjadi pedagang juga bertambah. Mereka pun kadang melakukan kesalahan juga, misalnya dengan membeli barang palsu, kemahalan atau model yang tidak laku. Banyak juga yang kemudian mundur, tetapi yang maju terus juga tidak sedikit. Ada juga tipe yang "maju mundur", yaitu mereka yang pernah maju kemudian berhenti kemudian maju lagi, berhenti lagi dst. Ada yang maju mundur karena tidak jelas maunya apa, mau mengoleksi yang seperti apa, orientasinya kemana serba tidak jelas. Sehabis beli eh baru seminggu sudah mau dijual lagi sambil cari-cari lagi yang lain (bosenan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar