Sabtu, 04 Juli 2009

Mengoleksi yang "iconic" (1)







Jumat sore, saya janjian bertemu dengan kawan sesama penggemar arloji. Plaza Senayan, Jakarta. Saya duduk di cafe sambil ngopi. Seperti biasa, saya duduk gelisah, memperhatikan orang-orang yang duduk di sekitar saya, orang-orang yang berlalu lalang di luar. Memperhatikan mana pintu darurat, mana exit way, mana kaca yang mudah pecah berhamburan, apa yang harus dilakukan jika ada situasi darurat dsb. Setelah sedikit mempelajari situasi sekitar, saya mulai bicara dengan kawan saya itu. Dia bercerita bahwa kriteria arloji yang ingin dia koleksi adalah yang "iconic". Misalnya saja, kalau Omega ya Omega Speedmaster NASA. Kalau Rolex ya Rolex GMT dsb. Dengan demikian ia bisa menyeleksi sesuai dengan kriteria yang telah dia tetapkan itu. Mudah-mudahan dia bisa konsisten. Pembicaraan itu mengilhami saya untuk menulis artikel ini. Apa yang dikatakan teman saya itu menarik. Ambil contoh Omega. Perlukah semua tipe Omega kita koleksi? Mungkin saja perlu, jika kita memang "fanatik" Omega dan punya dana kuat. Lantas jika selektif, kira-kira Omega apa yang patut atau selayaknya dimiliki oleh mereka yang meng-klaim dirinya kolektor Omega? Setelah saya pikir-pikir, ada baiknya mempertimbangkan Omega berikut ini. Yang pertama tentu saja Omega Speedmaster NASA, kalau bisa yang tipe tahun 1965 dengan mesin caliber 321 karena konon tipe inilah yang benar-benar dipakai dalam misi Apolo ke bulan, sedangkan tipe sesudahnya dengan mesin cal 861 hanya penerusnya saja. Perhatikanlah, memang tipe 321 ini lain sendiri, auranya beda, dan rantainya pun kalau bisa masih aslinya (bawaannya) yaitu tipe tipis jadi dipakainya enak, beda dengan rantai sesudahnya yang sudah dipertebal, rasanya lebih kaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar