Bagi kolektor Rolex khususnya tipe sport, Rolex GMT memang yang paling populer, karena paling mudah diperoleh (populasi banyak) dan harga paling terjangkau di antara model lain walaupun tentu saja masih terbilang mahal. Rolex GMT diciptakan berdasarkan pesanan dari Pan American Arlines. Pan Am merupakan maskapai pertama mengoperasikan pesawat Boeing 707 yang melayani rute New York-London-Paris pada tahun 1956. Pan Am merasa perlu memesan arloji khusus bagi para pilotnya yang membutuhkan perangkat arloji yang mampu menunjukkan dua wilayah waktu yang berbeda. Akhirnya sebuah tim dibentuk untuk melaksanakan pesanan ini. Tim Rolex dipimpin oleh Rene P. Jeanneret sedangkan tim dari Pan Am diketuai Frederick Libby. Mereka menyepakati sebuah model Rolex yang kemudian disebut Rolex GMT (singkatan dari Greenwich Mean Time) dengan nomor kode model 6542. Sebenarnya Rolex GMT merupakan modifikasi dari Rolex Thunderbird model 6202 dengan mesin cal 1035 yang ditambah jarum GMT 24 jam sehingga dikenal dengan msein cal 1065 (contoh Rolex Thunderbird lihat bagian lain ulasan saya tentang Rolex 6609). Rolex GMT seri pertama ini hanya diproduksi sampai tahun 1959, karenanya termasuk item yang paling langka. Setelah itu tahun 1960 Rolex mulai memperkenalkan model 1675 dengan mesin cal 1565 yang kemudian disempurnakan dengan mesin cal 1575. Konon katanya Rolex GMT ini dipakai oleh astronot Jack Swigert dalam penerbangan Apollo 13. Jack berjalan ke angkasa untuk menolong kru Apollo 13 yang saat itu kehabisan oksigen. Memang Rolex bukan arloji resmi untuk misi Apollo 13 ini tetapi fakta menunjukkan bahwa para astronot (umumnya berlatar belakang pilot) masih memakai Rolex GMT sebagai bagian dari tradisi mereka. Sebenarnya ini adalah perdebatan klasik di antara kolektor, mana yang pertama kali dipakai ke luar angkasa, Rolex, Omega atau Seiko? Yang jelas, secara resmi Omega memang dipakai oleh astronot karena memang sudah menjadi arloji resmi NASA. Sedangkan Rolex dan Seiko bukan arloji resmi tetapi katanya masih dipakai secara tidak resmi oleh para astronot. Alasan kenapa NASA tidak setuju dengan Rolex katanya karena arloji otomatik tidak bisa dipakai di angkasa luar karena tidak bisa digoyang-goyang (untuk mengaktifkan mesin otomatiknya), sedangkan arloji putar seperti pada Omega Speedmaster lebih cocok karena menggunakan tenaga putar (tidak otomatik dengan model swing rotor). Jadi arloji otomatis tidak cocok di dalam gravity nol. Ada juga yang berpendapat bahwa Rolex tidak dipilih oleh NASA karena Rolex di Amerika tidak dapat memenuhi jumah yang diminta NASA karena stok GMT terbatas pada saat itu. Entah mana yang benar, yang jelas Rolex GMT memang punya pesona sendiri, dalam penampilan, dalam sejarahnya dan dalam ketangguhannya.
Nah, saudara-saudara, bagaimana memilih Rolex GMT? Sebaiknya pilih yang model klasik yaitu 1675, jangan yang 16750 (mesin 3035) karena yang klasik punya nilai koleksi lebih tinggi. Jika pun ingin memiliki mesin dengan sistem quick set calendar seperti pada model 16750 pilihlan yang masih menggunakan dial lama (tanpa lingkaran di bulatan indexnya). Selain itu, pilihlah yang kondisinya bagus, mesin OK kinclongnya, casing masih utuh belum baret baret atau belum dipoles poles, platnya (dialnya) masih mulus dengan indeks yang sudah keluar patinanya (agak krem karena aging). Rolex GMT yang kondisi istimewa seperti syarat-syarat tersebut sebenarnya tidak banyak. Umumnya yang tersedia tidak begitu baik, jadi harus sabar dalam menunggu dan memilih. Siapa tahu suatu saat dapat yang benar-benar sesuai. Karena Rolex GMT ini harganya mahal maka sekali membeli harus yang istimewa supaya punya nilai koleksi yang sesuai dengan harganya. Janganlah membeli Rolex GMT yang cacat (bodi keropos, dial sudah re-finish dsb) karena akan menjadi kartu mati bagi anda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bung Marga, kira-kira harganya untuk yang 6542 berapa yah?
BalasHapusThanks.