Rabu, 02 November 2011

Mengapa Arloji Antik Selalu Menarik?










Mungkin soal selera saja. Tapi boleh dipertimbangkan beberapa alasan berikut ini: (1) memancarkan aura "tua" yang tak bisa digantikan oleh arloji baru; (2) lebih langka dan lebih sulit dijumpai sehingga memberi rasa bangga ketika memilikinya; (3) harga yang relatif di bawah arloji baru (kecuali untuk beberapa merk dan model tertentu). Coba perhatikan contoh arloji2 diver berikut ini. Mondia mesin manual (putar) akhir tahun 50an, unik sekali. Ada angka 3-6-9-12. Di ujung jarum detiknya ada pentol kotak, ukurannya tidak besar untuk sebuah arloji diver tetapi lebih besar daripada arloji dress-watch. Dengan harga yang relatif murah, arloji ini jika dipakai segera menarik perhatian karena unik, lucu, dan mencerminkan suasana zaman doeloe yang serba bersahaja. Lihat pula Titus Tuning Fork awal tahun 70an. Banyak orang tidak tahu apa itu Tuning Fork. Mesin yang digunakan oleh Titus ini buatan Bulova, jenisnya Acutron, merupakan mesin baterai generasi pertama. Jarum detiknya bergerak halus (sweeping), tidak melompat lompat seperti arloji baterai saat ini. Jika ditempelkan ke telinga akan terdengar bunyi berdengung "nguuuuuung" kencang seperti lebah. Coba perhatikan jarum detiknya: di ujungnya ada pentol kotak tetapi di pangkalnya berbentuk petir! Seperti simbol PLN. Radium pada indexnya sudah menguning (patina). Perhatikan pula Enicar Super Dive awal tahun 60 ini. Kelihatan modelnya berusaha "keluar" dari model klasik 1950an dan berusaha tampil dengan nada yang lebih "techno". Bezel indicatornya terletak di dalam, tidak di luar seperti pada Mondia dan Titus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar