Minggu, 21 Februari 2010

Apa kriteria "antik" ?

Pertanyaan yang sering saya dengar, apa kriteria arloji antik? Ada beberapa cara pandang. Pertama, disebut antik jika usianya sudah cukup tua, minimal 30 tahun. Kedua, disebut antik jika tidak lagi diproduksi (discontinued) meski usianya tidak begitu tua. Ketiga, diproduksi terbatas (limited edition) meski usianya tidak begitu tua. Nah, silakan anda ikuti dari ketiga cara pandang tersebut mana yang menurut anda paling tepat untuk dijadikan kriteria. Dewasa ini sebenarnya penggemar arloji antik tidak begitu banyak. Barangkali karena ketersediaan arloji antik makin sulit diperoleh apalagi yang kondisi baik dan orisinil. Selain itu, faktor harga juga menentukan. Harus kita akui harga arloji antik tidak murah jika dibandingkan dengan rata-rata pendapatan rakyat Indonesia. Harga arloji antik pun cenderung naik meski tidak semua merk dan semua model. Dengan makin merosotnya daya beli, apa boleh buat pasar arloji antik pun lesu. Ada yang merasa bingung mengapa ada milis arloji antik tetapi isinya campur aduk dengan arloji modern. Ada blog jam kuno, blok jam antik, blog arloji kuno dsb tetapi isinya campur aduk yang kuno dan yang tidak kuno, yang antik dan yang tidak antik. Ini memang menunjukkan bahwa untuk terus "bermain" di yang kuno dan yang antik tidak mudah. Banyak yang tergoda untuk melirik yang modern. Saya pribadi berpendapat, arloji antik lebih menarik, menawan, dan membanggakan dibandingkan dengan arloji modern. Ada seloroh, arloji modern mudah diperoleh asal ada duit (tiap minggu bisa beli). Arloji antik? kadang duit ada tapi cari barangnya gak dapet-dapet. Ada juga yang akhirnya memburu arloji modern karena tidak berhasil bertahan sebagai spesialis arloji antik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar