Ketika saya memakai arloji ini di sebuah acara resepsi, seorang teman menyangka saya memakai Rolex Datejust Grey Dial!! Memang selintas Omega ini sama anggunnya dengan Rolex Datejust, tetapi dengan harga yang tentu jauh di bawah Rolex. Ini Constellation mesin caliber 564, buatan sekitar 1965-1967, dengan dial berwarna abu-abu. Konon katanya dial warna abu-abu (grey) termasuk dial yang sedikit jumlah produksinya. Kebetulan Constellation ini sangat mulus, utuh, rantai panjang, akurasi dapat diandalkan untuk pemakaian setiap hari, bezel bergerigi (fluted) terbuat dari emas putih, model ini diciptakan oleh Gerald Genta seorang disainer jam paling berpengaruh pada masanya. SMS di 08111757626 atau 0817195666
Sabtu, 09 Mei 2015
Kamis, 07 Mei 2015
Siapakah "Master of the Masters" ?
Dunia horology bagai lautan tak bertepi, bagai sumur tanpa dasar. Luas dan dalam sekali. Makin banyak dipelajari, makin banyak misteri yang belum terungkap, khususnya pada jam-jam antik. Majalah "Tempo" edisi lalu memuat artikel mengenai lukisan-lukisan "asli tapi palsu", atau lukisan yang memang palsu tetapi dibuat untuk menghormati si pelukis asli sehingga dibuat dengan gaya dan corak benar-benar serupa dengan yang asli, tetapi toh para kurator tidak dapat semuanya sependapat tentang ke-otentik-an atau nilai ('value") dari sebuah lukisan. Dalam dunia lukisan saja terjadi kontroversi, apalagi di dunia jam antik yang notabene barang kuno, dibuat nun puluhan tahun yang lalu. Bagaimana kita bisa sependapat? Ada berapa banyak model Omega? Model Rolex? Model Longines? Ada berapa banyak variasi, modifikasi, pesanan khusus, dsb. Ada berapa banyak tipe-tipe dial? Model-model rantai? Celakanya lagi, si pabrik belum tentu masih menyimpan catatannya. Bahkan untuk mengkonfirmasi sesuatu "temuan" pun terkadang enggan, sehingga misteri tinggal misteri. Lantas siapakah yang bisa mengatakan ini "benar" dan ini "salah"? Siapakah diantara kita yang dapat menjadi master of the masters?
Saya ambil contoh apa yang disebut sebagai "Sigma Dial" di dial Rolex (lihat foto). Katanya simbol "sigma" pada dial bagian bawah adalah kode bahwa dial terbuat dari "gold", tetapi ternyata simbol tersebut ditemukan pula pada model-model stainless steel. Kemudian muncul "teori" bahwa simbol tsb merupakan simbol pabrik si pembuat dial nya (dalam hal ini "Singer") karena Rolex memesan dial dari pabrik-pabrik lain (dial tidak diproduksi sendiri oleh Rolex). Ada juga yang berpendapat bahwa mungkin ada bengkel-bengkel kecil yang mampu membuat dial sekualitas sesuai standar "Rolex" tetapi bukan rekanan resmi Rolex (non Rolex company), mengingat keahlian membuat dial semacam itu kan juga dimiliki oleh company-company lain. Ada yang bilang dial seperti ini hanya diproduksi setahun saja yaitu tahun 1970. Lha Rolexnya saja perasaan ga pernah mengeluarkan keterangan seperti itu. Lantas "teori" mana yang paling benar?
Saya pernah melihat dial-dial yang di-claim sebagai "dial tak-resmi" tetapi yang boleh dibilang "sama" dengan dial asli. Mungkin hanya Tuhan dan si pembuatnya yang tahu apakah itu dial "resmi" atau tidak. Persis seperti dalam dunia lukisan, apakah ini benar-benar lukisan yang dibuat oleh Hendra Gunawan, atau orang lain yang melukis dengan gaya Hendra Gunawan? Itu hanya satu contoh kecil saja (soal sigma dial). Masih banyak yang lain, misalnya ini sudah poles apa belum? Saya pernah punya jam yang menurut saya sudah sedemikian mulus, ketika dikeker keker sama teman saya dia bilang "sayang ya platnya kegores", "sayang ya hurufnya mencong", "sayang ya sudah dipoles". Kembali ke judul tulisan ini, siapakah master of the masters di tengah lautan tak bertepi dan kedalaman sumur tanpa dasar dunia horology?
Saya ambil contoh apa yang disebut sebagai "Sigma Dial" di dial Rolex (lihat foto). Katanya simbol "sigma" pada dial bagian bawah adalah kode bahwa dial terbuat dari "gold", tetapi ternyata simbol tersebut ditemukan pula pada model-model stainless steel. Kemudian muncul "teori" bahwa simbol tsb merupakan simbol pabrik si pembuat dial nya (dalam hal ini "Singer") karena Rolex memesan dial dari pabrik-pabrik lain (dial tidak diproduksi sendiri oleh Rolex). Ada juga yang berpendapat bahwa mungkin ada bengkel-bengkel kecil yang mampu membuat dial sekualitas sesuai standar "Rolex" tetapi bukan rekanan resmi Rolex (non Rolex company), mengingat keahlian membuat dial semacam itu kan juga dimiliki oleh company-company lain. Ada yang bilang dial seperti ini hanya diproduksi setahun saja yaitu tahun 1970. Lha Rolexnya saja perasaan ga pernah mengeluarkan keterangan seperti itu. Lantas "teori" mana yang paling benar?
Saya pernah melihat dial-dial yang di-claim sebagai "dial tak-resmi" tetapi yang boleh dibilang "sama" dengan dial asli. Mungkin hanya Tuhan dan si pembuatnya yang tahu apakah itu dial "resmi" atau tidak. Persis seperti dalam dunia lukisan, apakah ini benar-benar lukisan yang dibuat oleh Hendra Gunawan, atau orang lain yang melukis dengan gaya Hendra Gunawan? Itu hanya satu contoh kecil saja (soal sigma dial). Masih banyak yang lain, misalnya ini sudah poles apa belum? Saya pernah punya jam yang menurut saya sudah sedemikian mulus, ketika dikeker keker sama teman saya dia bilang "sayang ya platnya kegores", "sayang ya hurufnya mencong", "sayang ya sudah dipoles". Kembali ke judul tulisan ini, siapakah master of the masters di tengah lautan tak bertepi dan kedalaman sumur tanpa dasar dunia horology?
Langganan:
Postingan (Atom)