
Sabtu, 23 Mei 2009
Tampilan lain


Arloji juga hendaknya dipakai pada situasi dan kondisi yang tepat. Misalnya, pergi ke resepsi di malam hari sebaiknya pakai arloji A, resepsi siang hari pakai arloji B, acara luar-ruang pakai arloji C, sore hari sambil santai di teras rumah pakai arloji D, pergi ke kantor menghadiri rapat pakai arloji X, kalau cuma ngetik saja di kantor pakai arloji Y, dan seterusnya. Perhatikanlah keserasian yang dipancarkan oleh arloji, pakaian dan situasi yang kita hadapi. Kedua foto di samping menunjukkan omega yang satu steel dan satu lagi gold top. Antara kemeja dan suasana kerja terasa nyambung dan pas.
Catatan atas milis arloji antik
Milis arloji antik sudah hadir selama beberapa tahun. Dari waktu ke waktu jumlah pesertanya semakin meningkat. Ini adalah sebuah kemajuan bagi dunia arloji antik. Antara penggemar arloji antik saling dapat berkomunikasi. Apresiasi terhadap arloji antik semakin meningkat, jumlah penggemar semakin bertambah, bahkan sudah dua kali pertemuan antar anggota diadakan di Bandung. Jumlah blog yang menyuguhkan koleksi arloji antik pun bertambah banyak. Sungguh sebuah kemajuan, dibandingkan dengan keadaan lima atau enam tahun lalu. Diantara sekian banyak (hampir seratus?) anggota milis arloji antik tidak semuanya aktif mengirim tulisan, sebagian besar hanya menjadi anggota pasif saja. Bahkan ada seorang anggota yang saya tahu sangat menguasai dunia arloji tidak pernah sekalipun mengirim tulisan atau tanggapan. Dia hanya membaca-baca saja. Dari hari ke hari terjadi pergeseran yang makin kentara yaitu ternyata batas antara arloji antik dan arloji tidak antik menjadi semakin tipis. Sebagian besar pembahasan justru lebih banyak pada arloji non-antik (modern). Hal yang demikian itu tentu saja suatu hal yang patut kita terima oleh karena penggemar arloji antik biasanya (tidak seluruhnya) juga menyukai arloji non-antik. Hanya saja menarik untuk diperhatikan bahwa jumlah penggemar arloji antik tumbuh tidak sebesar penggemar arloji non-antik, oleh karena sebenarnya memang tidak mudah untuk memulai menggemari arloji antik meski sekarang telah ditunjang oleh komunitas arloji, komunitas pedagang, teknologi internet dan berbagai macam kemudahan lainnya. Selain itu, menggemari arloji antik bukan hanya menikmati disain dan keindahan arloji saja, tetapi juga dituntut untuk mampu memahami sejarah, latar belakang, keunikan dan hal-hal spesifik lain yang terdapat di dalam sebuah arloji. Jadi ini mirip-mirip seperti menulis skripsi, kita harus melakukan riset untuk memahami sebuah arloji. Riset seperti ini tentu saja membutuhkan stamina fisik dan otak, kesabaran, ketekunan, ketelitian dan entah apalagi. Tentu saja hal-hal yang saya sebutkan itu tidak selalu ada di dalam diri setiap penggemar arloji (antik maupun modern). Menurut saya jauh lebih banyak yang menilai arloji dari sisi disain sahadja, atau merk sahadja, atau harga sahadja (ejaan lama dari "saja" supaya kedengaran lebih enak). Tetapi, terlepas dari perdebatan tentang semua ketidakkonsistenan itu, milis arloji antik benar-benar telah menyumbang sesuatu yang sangat berharga terhadap perkembangan dunia arloji antik di tanah air.
Kamis, 21 Mei 2009
Pertanyaan dari teman


Ada teman yang bertanya, mengapa arloji yang ditampilkan kok yang itu-itu saja, apakah tidak ada koleksi yang baru? Benar, bagi teman-teman yang sudah mengetahui koleksi saya wajar jika bertanya demikian. Memang koleksi saya itu-itu saja, hanya difoto lagi dan lagi dengan posisi berbeda atau dengan rantai berbeda, kadang diganti tali kulit dsb. Koleksi saya memang tidak bertambah, bahkan cenderung berkurang karena ada yang saya jual-jual juga. Koleksi tidak bertambah karena prioritas membeli arloji semakin berada di urutan bawah, masih banyak hal lain yang secara finansial minta diprioritaskan. Untuk mengobati suasana hati yang tidak melihat koleksi-koleksi baru, saya belajar untuk lebih mencintai yang sudah ada saja. Caranya adalah koleksi yang sudah ada sering-sering diperhatikan, dibersihkan dan diberi variasi-variasi sehingga bisa tampil agak berbeda. Juga, semakin mempelajari aspek-aspek menarik dari arloji yang sudah saya miliki. Dengan demikian saya tidak terlalu memikirkan arloji yang belum saya miliki. Karena makin lama saya makin menyadari bahwa hobi mengoleksi arloji antik sebenarnya adalah hobi yang secara rohani "berbahaya" karena menimbulkan perasaan yang tak kan pernah terpuaskan, yang dapat mengarahkan kita kepada sikap tamak karena kita ingin selalu memiliki dan memiliki. Hanya kita sendiri yang dapat mengontrol perasaan kita itu sehingga tidak terlampau berlebihan. Nah berikut ini adalah beberapa foto koleksi lama saya yang saya pakai ke kantor. Omega Constellation cal 751 rose gold. Sudah lama tidak saya perhatikan. Setelah dipakai, masih terasa manisnya. Lain lagi dengan Rolex 1500, sekarang rantainya saya pasang lagi (sudah lama saya lepas dan saya pasang tali kulit). Perhatikan jarum detiknya yang terbuat dari baja biru (blue steel), semakin lama warna birunya semakin berwibawa, seperti ada auranya. Dialnya putih tetapi mengarah kepada krem karena usia.
Minggu, 17 Mei 2009
Baru sekali ini lihat Titoni Cosmo 99 (36000 bph) Terjual
Yang terlupakan: Longines Conquest Calendar (Terjual)





Longines tipe ini sangat jarang dijumpai. Kadang sekali kali muncul yang tanpa calendar. Kalaupun ada yang model calendar biasanya kondisinya tidak bagus. Longines Conquest merupakan yang tertinggi dibanding denga Longines Admiral atau Longines Flagship. Perhatikan emblem emas yang ada di pantat arloji, gambarnya ikan (entah ikan apa?). Secara keseluruhan masih sangat baik, jalan tepat, mesin mulus. Satu hal lagi, plat warna item dengan jarum dan indeks emas. Buckelnya masih asli. Dipadu dengan tali kulit Paros kombinasi item coklat, cocok dipakai untuk kondangan (pakai batik hijau emas).
Langganan:
Postingan (Atom)