Jumat, 23 Januari 2015

Jam Baru Vs Jam Antik

Sedikit membahas lagi soal jam antik (vintage) dan jam baru. Saya banyak bertemu orang yang lebih suka jam baru daripada jam antik (disebut juga jam vintage). Alasan mereka, jam antik "overprice" alias kemahalan, atau juga "overvalue" alias value sesungguhnya di bawah value dalam benak kolektor (subyektif). Jadi faktor subyektifitas besar sekali, padahal nilai sesungguhnya tidak demikian tinggi. Kedua, sesungguhnya banyak jam antik itu rongsokan. Mengapa demikian? Karena namanya jam antik mekanik (baik otomasis maupun putar) pasti sudah menjalani rentang waktu sekian lama, dan pasti ada bagian-bagian yang telah aus atau bahkan rusak. Sulit untuk mengetahui apakah semua part di dalam jam itu masih benar-benar aslinya atau sudah diganti. Ini ada benarnya juga, karena saya pernah melihat sendiri Rolex Submarine 5513 diganti per nya dengan per punya jam lain, memang jalan sih jalan tapi tidak bisa akurat 100 persen seperti jika diganti dengan part aslinya. Itulah sebabnya mengapa jika kita menservis jam di tempat servis resmi biasanya part-part penting diganti baru total semua (karena itu biaya servisnya sangat mahal), karena sesungguhnya part-part itu pasti telah mengalami ke-aus-an dan tidak mungkin hanya dikasih oli atau hanya dibersihkan saja. Part yang telah aus ibaratnya bagai bom waktu, tinggal nunggu waktu untuk rusak total. Ini berlaku untuk semua arloji mekanik, yang mahal atau yang murah sama saja. Saya pernah naksir Omega di sebuah international trusted seller. Ketika saya email tanya harganya kok mahal sekali, taksiran saya 1,000 dolar ternyata harganya 5,000 dolar. Saya tanya kenapa semahal itu, di Indonesia gak semahal itu. Dia jawab dia menghabiskan 3,000 dolar untuk menservisnya di Swiss. Jam itu dijamin tokcer, tinggal pakai dan sudah utuh kembali seperti baru dibuat (dalam arti daya tahan dan kualitasnya sudah dijamin seperti baru). Terus saya tanya lagi, emang ada yang mau beli tuh harga segitu? Dia bilang, ada. Langganan dia lebih menyukai beli mahal tetapi benar-benar sudah tokcer tinggal pakai dan dijamin umurnya masih akan berpuluh-puluh tahun lagi karena baru diservis total. Setiap jam yang saya jual sudah melalui proses seleksi yang panjang, dari soal keaslian sampai ke-tokcer-an, makanya harganya mahal-mahal. Saya bilang, wah kalau di negara saya maunya murah tapi tokcer. Ya itu lah negara anda, katanya.  (maaf kalimat terakhir itu karangan saya).

Kembali ke pendapat mereka yang anti jam antik, mereka tanya mengapa mengeluarkan puluhan juta untuk rongsokan? Saya bilang, gak pentinglah antik apa bukan, yang penting seneng. Wong di Indonesia saja ada blog-blog yang nulisnya "jam antik", "jam kuno", dsb isinya campur aduk kok. Ya itu lah negara anda (maaf kalimat terakhir itu karangan saya)