Sabtu, 28 November 2009

Sale akhir tahun (Terjual)




Rolex GMT, model 16750 (transisi) , mesin cal 3035, sekitar tahun 1980, qucik set date, bezel hitam, dial model lama (belum pakai mangkok di index bulatnya),


Sale akhir tahun (SOLD)


Omega Seamaster Automatic mesin cal 562, unique dial, model gorden, mulus, jalan bagus dan tepat, sms ke 0817 130 469 (sudah terjual)

Sale akhir tahun (SOLD)


Mido extraflat, ring gold, putar, sangat antik, sms ke 0817 130 469 (sudah terjual)

Sale akhir tahun (SOLD)


Rolex Airking blue dial, kaca kristal, tahun sekitar 2003, mesin cal 3000, sangat mulus, sms 0817 130 469. Sudah terjual.

Sale akhir tahun (SOLD)




Heuer Autavia putar, model 2446C, case number 73663, mesin Valjoux 72, tahun 1968, red second hand, mulus, sms ke 0817 130 469 sudah terjual

Sale akhir tahun (SOLD)


Seiko 5 Diver, blue second hand, blue bezel, komplit rantai, size besar (sekitar 41 mm), mulus, bercak putih di kaca itu pantulan kamera waktu memotret, sudah terjual

Minggu, 15 November 2009

Catatan atas harga-harga (2)

Bagi para pemiliki Rolex khususnya tipe sport tampaknya memang saatnya untuk bersabar. Tak seorang pun dapat memastikan kapan harganya bergerak naik lagi. Anehnya, dulu waktu harga tinggi, barang susah didapat. Pemilik malah menahan barang karena waswas jangan-jangan naik terus (jadi mereka gak mau jual). Sekarang harga turun malah gampang dapat barang, pemilik jadi panik jangan-jangan harga turun terus (sekarang pada mau jual). Sekarang mau tiap hari beli Rolex GMT juga ada barang. Submariner 1680, Explorer 1655, GMT pointed guard dan apa lagi yang dulu dulu lihat satu biji pun hampir mustahil sekarang malah banyak. Masalahnya, walaupun harga turun ternyata daya beli juga turun. Jadi tidak berarti jika harga turun orang lantas ramai-ramai memborong. Sekarang pemilik barang gede (maksudnya barang yang berharga mahal) tidak bisa menjual dengan cepat karena faktor daya beli yang lesu itu. Banyak pemain arloji (salah satunya mungkin anda-anda yang sedang membaca tulisan saya ini) berspekulasi menunggu barangkali ada barang murah yang nyasar ke tangan dia. Nyatanya, setelah dikasih harga murah pun (dalam arti harga di bawah patokan market price) masih juga merasa kemahalan. Jadi, lebih banyak pertimbangannya daripada belinya. Saya melihat di antara para pendatang baru sulit menemukan yang bisa melejit hingga menyaingi para seniornya, karena mereka nyemplung pada saat yang tidak tepat, yaitu saat dunia arloji antik dihantam krisis ekonomi global. Banyak yang bertanya pada saya, "bagaimana jika keadaan ini berlanjut terus dan saya (nantinya) tidak bisa menjual koleksi saya?".

Catatan atas harga-harga (1)

Dalam waktu satu tahun terakhir ini angka penjualan arloji mewah turun cukup berarti. Angkanya bervariasi (tergantung merk dan tergantung negara tujuan pemasaran), tetapi secara umum memang menunjukkan kelesuan terutama sejak krisis ekonomi global mulai melanda Amerika. Meski demikian, konon harga arloji antik (vintage) malah naik sekitar 5 sampai 10 persen, khususnya arloji antik yang kolektibel. Saya ingin mengacu kepada pengalaman saya pribadi. Lima tahun lalu harga Seiko bullhead sekitar 500 hingga 800 ribu (sekarang 2.5 sampai 3.5 jt), Titus putar 50 sampai 100 ribu (sekarang 300 sampai 500), Enicar Sherpa 800 sampai 1 juta (sekarang 2 sampai 2.5 jt), Omega gold top mesin 3 digit 1 jt sampai 1.5 jt sekarang 2.5 jt, Omega Cosntellation 3.5 sekarang 4.5 sampai 5 jt. Memang tidak semua tipe naik. Rolex putar relatif tetap. Rolex Datejust 1601 naik sedikit (sesuai inflasi). Harga Rolex tipe sport (GMT, Submariner, Explorer, Seadweller) tahun 2009 turun drastis dibandingkan harga di tahun 2008, sekitar 30 sampai 40 persen turunnya. Tetapi jika dibandingkan dengan harga 2007 masih tetap lebih tinggi di tahun 2009. Sebagai gambaran, harga Rolex GMT 1675 lima tahun lalu sekitar 12.5, terus naik jadi 15, 17, naik lagi jadi 22, 25, 27, 29, 33 dan puncaknya pada pertengahan 2008 mencapai di atas 40 bahkan di tingkat toko di plaza bisa 50 jt. Menjelang akhir tahun 2008 merosot tajam jadi 30 sampai 35. Waktu itu orang berharap awal 2009 akan bergerak naik lagi, tapi ternyata sampai menjelang akhir tahun 2009 masih juga rendah. Apalagi saat ini rupiah sedang perkasa. Para pedagang dari luar makin jarang membeli Rolex (kalaupun beli maunya murah).

Rolex 1501 black dial


Kondisi super, cal 1570

Omega Constellation-Seamaster


Cal 354 bumper, gold top, ca 1953-1954, sangat jarang, bahkan keberadaannya diperdebatkan

Senin, 09 November 2009

Kok bisa ada di Indonesia?











Sering merasa bingung sendiri. Arloji-arloji langka dan aneh bisa dijumpai di Indonesia. Apakah pada masa lalu sedemikian banyak orang Indonesia yang punya arloji bagus? bukan hanya bagus tapi historis? kedua arloji ini adalah contohnya. Yang satu Omega military white dial, putar, ukuran 33 mm (sedikit lebih besar daripada boysize), satu lagi Tissot ATP (Army Time Piece). Tissot ATP dipakai oleh british army selain versi black dial yang pakai kode WWW (lihat artikel saya lainnya tentang military watch). Salah satu ciri ATP adalah warna dialnya putih dan di dial tidak ada tanda panah (tanda panah hanya di tutup belakang, sedangkan pada model black dial WWW di dialnya ada tanda panah). ATP hanya dipakai singkat sekali, yaitu pada periode awal tahun 1940. Dua duanya memakai fixed lugs.

Index Balok


Perhatikan Omega Seamaster Calendar cal 503 ini. Ini produksi terakhir terakhir sebelum pindah ke Seamaster tanpa tulisan "Calendar". Indexnya berbentuk balok, bukan runcing. Tulisan "Calendar" lebih besar dibandingkan model dari periode terdahulu. Karena dari periode yang lebih muda, tidak heran jika mesin masih sangat mulus dan jalan bagus sekali. Saya kira periode awal Seamater Calendar hingga "akhir hayatnya" ada rentang waktu sekitar 10 tahun.

Berbagai variasi dial


Salah satu variasi yang jarang ditemui, tetapi pada masa itu dial model "gorden" kayak gini sempat digemari dan dipakai oleh hampir semua merk arloji top. Mesin cal 562, akhir 1950an, semua asli meski dial sudah tampak menua dan cenderung menjadi agak krem (saya kira aslinya putih). Jalannya tepat sekali, hebat.

Misteri dari Omega







Setidaknya dua orang kawan saya pernah menemukan mesin Omega tanpa caliber. Jadi saya bukan satu-satunya yang menemukan keanehan ini. Kemungkinan besar mesin ini adalah masa transisi dari cal 500 ke 501. Perhatikan, model number yang ada di dalam tutup juga ada dua, seolah olah menunjukkan semacam "percobaan" dari satu model ke model lain. Banyak produsen arloji pada masa itu melakukan semacam uji coba terhadap suatu model di suatu market tertentu. Karena itu tidak setiap model beredar di setiap tempat. Ada model yang sukses di market Eropa, ada yang di Amerika Latin, Amerika Utara dan Asia. Banyak model yang sukses di Asia tetapi tidak dikenal di Eropa atau sebaliknya. Celakanya, produsen jam tidak selalu mempunyai catatan yang lengkap. Ada banyak model yang tidak ada dokumennya. Pada masa sekarang ini pihak produsen biasanya menolak untuk mengkonfirmasi produk produk mereka di masa lalu. Selain tidak ada catatannya (apalagi mengingat situasi Eropa pada masa pasca perang pasifik) mereka juga menyerahkan "misteri" itu kepada para kolektor arloji antik untuk dibahas dan dipecahkan. Sehingga, kita makin penasaran karenanya....